Dari Pemilihan Naskah Hingga yang Lain
Ketika Kamillo Yulisukma akan memberikan evaluasinya terhadap Malam Apresiasi Sastra (MAS) Teater Angin (TA) Tahun 2025 pada 15 s.d. 16 Juli di SMAN 1 Denpasar, dia sempat bingung harus mulai dari mana. Saya usulkan mulai saja dari naskah, seperti yang akan saya lakukan pada tulisan ini. Hal lainnya yang akan saya bahas adalah tentang ticketing, mengingat dua hal ini sempat menjadi diskusi hangat di grup WA The ABSURD gen.
Jika kita flashback ke 15 tahun lalu, saat saya memelesetkan MAS menjadi Malam Apresiasi Sssttt, usulan mengenai ticketing dan naskah sempat dicetuskan oleh Wahyu Dhyatmika. more »
Tentang Usulan Pelaksanaan LDM
Semenjak keributan pada tulisan Doa Lingkaran, saya menyadari perlunya ditambah disclaimer pada setiap tulisan, terutama tulisan yang berpotensi menimbulkan kontroversi, bahwa setiap tulisan di blog ini menjadi tanggung jawab pribadi penulis, dan tidak ada kaitannya dengan Teater Angin secara resmi.
Pada penutupan Malam Apresiasi Sastra (MAS) Teater Angin (TA) tahun 2025 tanggal 16 Juli di Aula SMAN 1 Denpasar, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster (Ibu) berkesempatan hadir untuk melihat pertunjukan anak-anak TA, dan “mungkin” sekaligus memantau sumbangan 65 juta-nya more »
Memuput Rindu di Henbuk

Memuput Rindu sudah ada di Henbuk, bisa dibeli dengan gratis. Kebetulan owner-nya, Hendika, ngirim tulisan juga untuk antologi. Henbuk merupakan marketplace yang berfokus untuk menjual E-Book (Buku Digital). Menurut Henbuk, buku elektronik semakin diminati karena harga yang murah dan kemudahan membawa banyak buku hanya dengan satu perangkat.
Ketika pertama kali dicetuskan Memuput Rindu Edisi Demo akan hadir dalam bentuk digital, Hendika langsung menawarkan untuk mem-publish di Henbuk. more »
Semarang Lagi (Sambungan Kabar Teater Angin 2012)
Tulisan ini tersimpan sebagai draft dengan revisi terakhir tanggal 21 Agustus 2012 pukul 23:45. Karena belum ada tulisan baru untuk malam ini, maka dengan terpaksa draft ini saya publish seadanya. Ttd: Wira Santosa.
Hmm.. Ingat Semarang aku ingat satu event yang rutin diikuti Teater Angin. Ya. Festival Drama Pelajar Nasional (FDPN) IKIP PGRI Semarang, lomba yang sejak tahun 2008 selalu ikut. Prestasi tertinggi kita di tahun 2008 saat meraih penyaji terbaik, aktor terbaik, aktor terbaik, dan sutradara terbaik.
Nah, sekarang yang ingin saya ceritakan saat Teater Angin more »
Bank Data
ku coba mendidihkan bercak tanganmu membiarkan rasa purba menggelinjang
Beberapa hari yang lalu, Kamillo Yulisukma menghubungi saya untuk membuat janji ngopi bareng. Dia ingin mengkonfirmasi penyebutan namanya dalam tulisan saya sebelumnya, Akhirnya, Sejarah Itu akan Terungkap! (Versi Lain). Namun pada akhirnya obrolan kami tidak hanya sebatas topik tulisan itu, more »
Cerpen Drama GKS Lautan LDM MAS Operet Porseni PSR Puisi
by Wira Santosa
2 comments
Akhirnya, Sejarah Itu akan Terungkap! (Versi Lain)
Beberapa minggu lalu, judul ini pernah saya pakai. Waktu itu saya merujuk pada sejarah tentang penyematan Absurd Generation pada Teater Angin. Kali ini judul itu saya pakai kembali, namun merujuk pada hal lain. Sejarah yang akan terungkap itu adalah sejarah tentang berdirinya Teater Angin! Sebenarnya ini masih ada kaitannya dengan perkara ulang tahun yang keliru, tapi saya enggan untuk membuat part 3 dari tulisan itu. Jadi, mari kita mulai saja.
Awalnya ketika saya bertandang ke Jatijagat Kehidupan Puisi, bertemu dengan Dimas Hendratno, untuk meminta restu penerbitan Memuput Rindu. Di sela obrolan, dia bercerita tentang rencana Ibu Putri Suastini more »
Baca Puisi Lagi
Judul ini tersimpan sebagai draft dengan data last modified bertanggal 11 Maret 2011. Isinya kosong. Kok bisa isi tapi kosong? Ingatlah selalu ajaran Biksu Tong Sam-chong, guru dari Kera Sakti. Kosong adalah berisi, berisi adalah kosong. Maka, tidak perlulah kita perdebatkan lagi mengenai isinya kosong ini. Lebih baik kita lanjutkan saja untuk mengisi kekosongan itu.
Jika dilihat judul dan tanggal last modified seperti tertera di atas, maka saya yakini, setelah mengingat-ingat sedemikian rupa, tulisan ini sedianya saya buat untuk mencatat pengalaman saya ketika diminta untuk membaca puisi pada acara perpisahan purna tugas dari rekan kerja di kantor saya. more »
Tenang Pak, Kita Pasti Main!
Ini adalah sisi lain dari tulisan yang ini, ketika anak angin memainkan naskah Orang Asing dalam salah satu ajang LDM PSR Kota Denpasar. Telah menjadi kebiasaan anak angin pada saat itu, persiapan yang telah dilakukan melalui latihan beberapa hari menjelang pementasan, akan musnah begitu saja pada H-1 pementasan. Pelatih yang diminta untuk memoles atau menghaluskan di akhir, akan merombak total segala set yang telah disiapkan.
Pun halnya saat itu, ketika Putu Satria sebagai pelatih, baru datang H-1 sore menjelang malam. Set berubah total. Para pemain harus melakukan penyesuaian dengan set panggung yang baru. more »
MAS = Malam Apresiasi Sssttt… [2]
Tulisan ini sedianya diposting pada bulan Februari 2010, sebagai lanjutan dari tulisan yang ini, sebuah review dari kegiatan Malam Apresiasi Sastra anak-anak angin di tahun 2010. Entah kenapa dulu saya tidak bisa menyelesaikan tulisan ini, lupa. Saya posting aja deh ya….
Nah, mari kita mulai dari bisikan penonton yang ada di sebelah saya. Katanya, pementasan lumayan bisa dinikmati, alur cerita mudah dipahami, dan dia sangat menikmati bagian gerak gestur pada teaterisasi puisi di tengah pementasan, yang ditarikan seorang pria dan dua wanita, more »