Lomba Puisi untuk PSR 2009
Inilah aku. Hanya menulis di kala dirinya ingin atau ada yang layak untuk ditulis. Directly…
Hari itu hari Kamis dalam PSR 2009, 5 Maret. Dari rumah aku udah nyengir-nyengir karena akan dapet dispen setelah sekian lama (1 bulan). Segala sesuatunya telah siap di dalam kotak Pandoraku, yaitu sebuah kamera digital dan baju Teater Angin angkatanku dan kreasi angkatan diatasku. Setelah jam-j, jam pelajaran ke-3, aku langsung cabut, meninggalkan teman-temanku yang hendak mebalih Porjar atletik (kurasa tidak layak tonton, karena terprediksi Smansa kalah) setelah sebelumnya, messenger of S.I.D. from Teater Angin more »
Drama Latihan MAS Monolog Musikalisasi Puisi Teaterisasi
by Wira Santosa
39 comments
Anak Angin Menunggu Godot
Sudah lebih tiga bulan aku bernostalgia tentang angin dengan menuliskan kembali kilasan-kilasan memori yang masih samar tersimpan. Tiba-tiba saja, kemaren, ada dorongan yang begitu kuat untuk bernostalgia dengan cara yang lain. Aku ingin merasakan kembali suasana angin. Merasakan, dan tidak sekedar mengingat atau membayangkan. Satu-satunya cara adalah, dengan kembali berada di tengah-tengah suasana angin. Kebetulan aku mendapat informasi bahwa anak angin sedang dalam persiapan untuk menggelar Malam Apresiasi Sastra, MAS, pada tanggal 29 dan 30 Januari 2009. Normalnya, saat-saat ini, anak angin pasti sedang intens latihan. Kesempatan yang sangat tepat untuk mengunjungi mereka. more »
Mejogedbumbungan di Kerambitan [Mas Ari’ Nganten]
Takkan pernah kubiarkan dunia berhenti berputar
Takkan pernah
Anak-anak berlari dalam suka abadi
Kupanggil namamu dari tempat yang jauh
Adakah kau mendengar dengan rasa rindu
Tangan, kaki, serasa lepas
Mengembara dalam kesenangan sendiri
Tapi… biarkan mereka berlari….
Seperti kami… membentangkan tangan….
Lihatlah! Langit begitu luas untuk kehadiranmu
Puisi di atas adalah sebuah puisi dari Sthiraprana Duarsa, berjudul Biarkan Anak-anak Berlari. more »
Aku Ingin
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
[Aku Ingin, Sapardi Djoko Damono]
Sorga Neraka [1]
Mari kita tinggalkan sejenak cerita-cerita seputar PSR. Anak Angin punya gawe tahunan yang namanya MAS, Malam Apresiasi Sastra. Ajang ini biasanya digunakan sebagai momen unjuk gigi bagi anak-anak baru. Juga momen untuk persiapan ajang-ajang yang lebih besar seperti PSR, Pekan Seni Remaja. Istilah MAS pertama kali muncul kalau tidak salah sekitar akhir tahun 1995. Tahun-tahun sebelumnya, ada ajang sejenis yang menjadi cikal bakal MAS, yaitu Malam Chairil Anwar.
Malam Chairil Anwar, acara yang dipersembahkan oleh anak angin untuk mengenang Chairil Anwar, penyair angkatan 45 yang meninggal tanggal 28 April 1949, di usianya yang belum genap 27 tahun. more »
Ika Permata Hati
Membaca puisi-puisi dari Ira Puspitaningsih dan Rasti Rainia pada blog mereka masing-masing, saya jadi teringat Putu Vivi Lestari dan … IKA PERMATA HATI. Wanita-wanita ini adalah empat dari sekian banyak penulis berbakat yang pernah dimiliki oleh angin. Saya tidak mengenal secara langsung Ira dan Rasti, karena berbeda angkatan cukup jauh. Vivi adik angkatan saya dua tahun, sedangkan Ika teman seperjuangan satu angkatan.
Sepengamatan saya, sampai saat ini Vivi, Ira, dan Rasti masih sangat produktif menulis. Tapi untuk Ika, setelah lulus SMA, sepertinya dia tenggelam. Tidak pernah sekalipun saya dapat melacak aktifitas menulisnya. more »