24 Mar 2010, 09:46
Intermezo LDM
by

8 comments

Gantet + Ba… Ba… = Penjurian Lomba

Hari Senin 22 Maret 2010 kemarin, Gantet, mantan ketua Angin 1996/1997, telah melangsungkan pernikahannya. Di hari bahagia itu, sayangnya, harus dilewati oleh Tuagung Gantet dengan beristirahat total di Rumah Sakit, akibat terserang demam berdarah, meninggalkan Gek Sukma sendiri menyapa para undangan. Suka duka rumah tangga Gantet-Sukma dimulai dengan duka di hari pertama. Semoga hari-hari selanjutnya yang tersisa hanya suka. [Suka Ada? Mana Suka Ada?] 😉

Saya, Nova, Mahabudhi, dan Chamot + istri menjadi saksi di hari pernikahan yang cukup unik itu. Setelah menyalami Sukma di Puri Anom Tabanan, kami membesuk Gantet di RS Dharma Kerti. Sekedar memberikan selamat dan dukungan.

Baiklah. Cukup pembahasan untuk variabel pertama pada postingan kali ini, Gantet + Ba… Ba… = Penjurian Lomba. Mari kita masuki variabel kedua, “Ba… Ba….”

Tahukah Anda? Apa yang diucapkan oleh Mahabudhi ketika pertama kali dia melihat Nova, sebelum kami bersama-sama meluncur ke Tabanan? “Uhuuu… Nova Baa… Baa… apa kabar…?” katanya sambil memeragakan orang yang sedang memainkan alat musik keyboard dengan kedua tangannya.

Ya, Nova, salah satu anak angin yang lulus SMA tahun 1997, dijuluki Nova Ba… Ba… oleh beberapa anak-anak angin yang lulus SMA tahun 1998-1999, salah satunya adalah Mahabudhi. Julukan ini merujuk pada keahlian Nova memainkan keyboard, untuk mengiringi hampir setiap pementasan angin pada masa-masa itu. Bagi Mahabudhi dkk, permainan jari-jari Nova di atas keyboard akan memperdengarkan ba… ba… ba…. Selalu ba… ba… ba….

Setiap generasi mempunyai style-nya masing-masing. Termasuk style ilustrasi musik anak-anak angin di jaman saya, yang digawangi oleh Nova, aliran musik keyboard ba… ba…, selalu ba… ba… ba… dari satu pementasan ke pementasan lainnya, terkesan monoton. Saya langsung teringat dengan dua pementasan drama terakhir anak-anak angin yang saya tonton, pada LDM ETEC dan MAS 2010. Dari kedua pementasan tersebut, saya mengambil kesimpulan dangkal sepihak, bahwa saat ini style musik anak-anak angin adalah gitar+ketipung!

Lalu? Apa hubungan Gantet dan Nova Ba… Ba… dengan penjurian lomba? Hehe… secara langsung memang tidak ada hubungannya sama sekali. Hanya menginspirasi saya untuk menulis postingan ini, tentang penjurian dalam sebuah lomba, dan penentuan pemenangnya.

Baiklah, begini. Dalam review mengenai LDM ETEC, sempat saya singgung bahwa ilustrasi musik serta lighting yang diperagakan anak-anak angin saat itu lumayan mengganggu pementasan secara utuh. Lalu, kok bisa elemen-elemen yang mengganggu ini malah mengakibatkan pementasan anak angin tersebut dinobatkan sebagai pementasan terbaik? Apakah selera saya dan selera dewan juri tidak sama? Tidak, saya tidak sedang membicarakan masalah selera di sini. Karena ternyata, salah seorang dewan juri, Mas Ruscitadewi, menurut berita yang diturunkan Bali Post, menyatakan bahwa ada penurunan kualitas dari peserta. Ada kemungkinan bahwa anggapan saya tentang musik dan lighting anak angin yang mengganggu pementasan, sama dengan penilaian dewan juri. Hanya saja, mungkin anak-anak angin menjadi terbaik diantara yang buruk.

Nah, jika kasus ini benar adanya, sepertinya sistem penjurian lomba serta penentuan pemenang perlu diubah sedikit. Ada baiknya, sebelum memberikan penilaian, dewan juri telah memiliki sebuah standar nilai terendah bagi peserta untuk bisa dinobatkan sebagai pemenang pertama. Misalnya, 8 skala 10. Tentu saja standar ini disesuaikan dengan jenjang peserta lomba, apakah jenjang SMP, SMA, Mahasiswa, dan lainnya. Jika seandainya tidak ada peserta yang bisa mencapai nilai 8, katakanlah yang terbaik dari semua peserta hanya mendapatkan nilai 7, maka tidak ada yang berhak dinobatkan sebagai pemenang pertama. Peserta yang memperolah nilai tertinggi, hanya berhak diberi gelar juara 2 no winner, berikutnya sebagai juara 3 no winner, dan seterusnya. Jadi, setiap peserta tidak hanya bersaing dengan peserta lainnya, masing-masing juga harus berusaha mencapai standar minimal.

Sistem penentuan pemenang seperti ini sebenarnya pernah diterapkan ketika Lomba Cipta Cerpen pada LCBC I Teater Angin tahun 1996 (cikal bakal Lautan). Jadi, saya hanya mengungkapkan kembali apa yang pernah diterapkan oleh Tan Lioe Ie pada waktu itu, sebagai Ketua Dewan Juri Lomba Cipta Cerpen. Pada awalnya, keinginan panitia dari anak angin adalah, dipilih tiga cerpen sebagai pemenang dengan status yang sama, tanpa peringkat, meniru sistem yang diterapkan pada lomba cipta puisi yang ngetren pada waktu itu. Hanya saja, menurut dewan juri, hal ini tidak bisa diterapkan karena ternyata terdapat perbedaan kualitas yang sangat jauh antara cerpen terbaik dengan cerpen-cerpen lainnya. Akan menjadi tidak adil jika tidak diperingkat. Lalu, masih menurut dewan juri, cerpen terbaik pun tidak memenuhi standar minimal untuk bisa dikategorikan sebagai pemenang pertama. Akhirnya, rapat dewan juri dengan panitia memutuskan, dipilih lima pemenang, cerpen terbaik dinobatkan sebagai juara 2, berikutnya juara 3, harapan 1, harapan 2, dan harapan 3.

Jadi, siap dengan sistem penjurian dan penentuan pemenang yang baru? Laksanakan!

24 Mar 2010, 11:55
by sukada


jadi gimana dong upacaranya?
atau hari tgl 22 ini udah resepsinya aja?

Selamat ya Gantet!
never a dull moment haha

Pas tanggal 22 itu, katanya, Gantet diboyong paksa dengan ambulance, pake kursi roda, penuh dengan infus, untuk upacaranya. Setelah itu, balik lagi ke RS.

24 Mar 2010, 11:56
by sukada


oh iya, Suka Ada is here! hahaha

luar biasa…..kena demam berdarah pada hari pernikahan! Hanya Gantet yang bisa begini….

Soal idemu ttg sistem penjurian, memang menarik. Terlebih jika tujuan lomba adalah meningkatkan kualitas peserta, bukan sekadar mencari yang terbaik di antara mereka yang kebetulan mendaftar. mungkin Wira perlu menulis artikel soal ini di Balipost? sebaik-baiknya social media, kadang perlu juga “bermain” di old media. hehehe…

yup setuju sama bli wahyu…. ayo ditunggu opininya di balipost

2 Apr 2010, 00:39
by Gantet sdh smbuh


Jangan sebut2 sakitku lg……

haiiiiii

*name

*e-mail

web site

leave a comment


 
  • Recent Comments

  • Random Posts

  • Anginers

  • Next Random Story

    Kena.ajian.sirep Anak.muda Lautan Konvoi Adhi.runner.up Suling.bambu.peniru.rindik Malioboro Eksperimen.eksperimen Sekre Maaf.saya.tidak.tahu.perubahan.no.undi Klan Wahyu.gagal.mengkader.wira Wisata Ratna Sucahya.jangan.diajak Keroyokan.cerpen Dispen.nonton.film Angin.biang.demo Paria Antologi.bersyarat Sibang.kaja Kita.pasti.main Sampun.ngopi? Toya.bungkah Tuan.puteri Kisah.kisah.inses Ngetekok.metaluh Nigna Orang.asing.ketiduran Kami.siap.dimana.saja Kebersamaan.&.makanan Bajuku.mana.man?! Tas.campil.club Ciam.si.reuni Pula.suda.mala! Kalian.duduk.di.depan! Sanggar.minum.kopi Marah.turun.di.sawah Lombok.here.we.come The.absurd.gen Woi.ban.bocor Rest.in.peace Yang.masih.sama Granat Di.hadapan.tentara Ketua.menangis Tentang.angin Di.tokopedia Camot.penculik Ada.apa.dengan.kamis Vivi Memuput.rindu