Semarang Lagi (Sambungan Kabar Teater Angin 2012)
Tulisan ini tersimpan sebagai draft dengan revisi terakhir tanggal 21 Agustus 2012 pukul 23:45. Karena belum ada tulisan baru untuk malam ini, maka dengan terpaksa draft ini saya publish seadanya. Ttd: Wira Santosa.
Hmm.. Ingat Semarang aku ingat satu event yang rutin diikuti Teater Angin. Ya. Festival Drama Pelajar Nasional (FDPN) IKIP PGRI Semarang, lomba yang sejak tahun 2008 selalu ikut. Prestasi tertinggi kita di tahun 2008 saat meraih penyaji terbaik, aktor terbaik, aktor terbaik, dan sutradara terbaik.
Nah, sekarang yang ingin saya ceritakan saat Teater Angin more »
Cerpen Drama GKS Lautan LDM MAS Operet Porseni PSR Puisi
by Wira Santosa
2 comments
Akhirnya, Sejarah Itu akan Terungkap! (Versi Lain)
Beberapa minggu lalu, judul ini pernah saya pakai. Waktu itu saya merujuk pada sejarah tentang penyematan Absurd Generation pada Teater Angin. Kali ini judul itu saya pakai kembali, namun merujuk pada hal lain. Sejarah yang akan terungkap itu adalah sejarah tentang berdirinya Teater Angin! Sebenarnya ini masih ada kaitannya dengan perkara ulang tahun yang keliru, tapi saya enggan untuk membuat part 3 dari tulisan itu. Jadi, mari kita mulai saja.
Awalnya ketika saya bertandang ke Jatijagat Kehidupan Puisi, bertemu dengan Dimas Hendratno, untuk meminta restu penerbitan Memuput Rindu. Di sela obrolan, dia bercerita tentang rencana Ibu Putri Suastini more »
Tenang Pak, Kita Pasti Main!
Ini adalah sisi lain dari tulisan yang ini, ketika anak angin memainkan naskah Orang Asing dalam salah satu ajang LDM PSR Kota Denpasar. Telah menjadi kebiasaan anak angin pada saat itu, persiapan yang telah dilakukan melalui latihan beberapa hari menjelang pementasan, akan musnah begitu saja pada H-1 pementasan. Pelatih yang diminta untuk memoles atau menghaluskan di akhir, akan merombak total segala set yang telah disiapkan.
Pun halnya saat itu, ketika Putu Satria sebagai pelatih, baru datang H-1 sore menjelang malam. Set berubah total. Para pemain harus melakukan penyesuaian dengan set panggung yang baru. more »
Gantet + Ba… Ba… = Penjurian Lomba
Hari Senin 22 Maret 2010 kemarin, Gantet, mantan ketua Angin 1996/1997, telah melangsungkan pernikahannya. Di hari bahagia itu, sayangnya, harus dilewati oleh Tuagung Gantet dengan beristirahat total di Rumah Sakit, akibat terserang demam berdarah, meninggalkan Gek Sukma sendiri menyapa para undangan. Suka duka rumah tangga Gantet-Sukma dimulai dengan duka di hari pertama. Semoga hari-hari selanjutnya yang tersisa hanya suka. [Suka Ada? Mana Suka Ada?] 😉
Saya, Nova, Mahabudhi, dan Chamot + istri menjadi saksi di hari pernikahan yang cukup unik itu. Setelah menyalami Sukma di Puri Anom Tabanan, kami membesuk Gantet di RS Dharma Kerti. more »
Annamaya (dari LDM ETEC)
Judul tulisan ini diganti tanggal 13 Maret 2010.
Judul sebelumnya: Janji-nya Anak Angin (dari LDM ETEC)
Thanks buat Gungbo atas koreksinya yang sangat terlambat… 😉
Update 24 Maret 2010: berita mengenai LDM ETEC di Bali Post, klik di sini.
Tulisan ini hanyalah sebuah review terlambat, tentang keikutsertaan anak-anak angin dalam sebuah lomba drama modern bertajuk LDM ETEC, yang diselenggarakan pada tanggal 19-20 Desember 2009 oleh mahasiswa UNUD (kalau tidak salah dari Fakultas Ekonomi, atau Teknik? Gungbo, tolong dikoreksi….) Kita patut berterima kasih kepada para mahasiswa penyelenggara lomba ini, more »
Djembatan Gondolajoe
Maaf sebelumnya, tidak banyak yang bisa saya ingat tentang cerita ini. Mungkin Eka Sucahya dan Wahyu Dhyatmika bisa menambahkan dan mengoreksi nostalgia saya.
November 1994, Senat Mahasiswa Universitas Udayana menyelenggarakan Lomba Drama Modern se-Bali untuk umum. Anak angin memutuskan untuk ikut berperan, dan mengambil naskah Jembatan Gondolayu dari Nasjah Djamin. Waktu itu saya masih kelas 1, dan ini adalah pengalaman pertama saya dalam sebuah produksi drama modern. Sebelumnya saya hanya berkesempatan berproduksi dalam sebuah operet. Seingat saya, keputusan untuk ikut lomba ini diambil sekitar seminggu sebelum lomba. Nah lho, mepet banget! more »