Interpretasi tentang Tentang Angin
angin yang bergoyang di rerumputan masih sesegar dulu ketika ditiupkan leluhurku peri mungil dan camar kecil datang dan pergi meninggalkan potret ceria remaja mereka bersama bait puisi ada tawa saat kau terlena ada tangis dalam ketiadaanmu melebur dalam nafasmu dan selalu ingin bercerita tetaplah berhembus anginku kepakkan sayap camar-camar kecilmu teruslah bertiup anginku alunkan nyanyian peri mungilmu dan kabarkan pada langit tentang cinta mereka more »
Senang Bertemu di Barak dengan Anda
Tulisan kali ini pendek saja ternyata cukup panjang. Sependekpanjang riset saya melalui wawancara dadakan dengan narasumber, dalam obrolan ngutara-nyelatan mulai dari Riwayat Teater Angin hingga kemungkinan nonton bareng Benjamin Sesko menggunakan jersey Manchester United melawan Arsenal.
Sebelumnya telah saya tulis bahwa musikalisasi puisi mulai marak dalam lomba untuk masyarakat umum sejak tahun 2000, dimana anak-anak Angin menuangkan kreatifitas musik-puisinya dimotori Doel, Aang, Sinyo, Jer, Dadap, Teklink, dkk. Setelah kelulusan anak-anak ini di tahun 2002, mereka yang masih tinggal di Denpasar tetap berkiprah dalam lomba maupun more »
Kuda Putih yang Meringkik dalam Sajak Insomnia
apalah artinya tidur sementara telinga masih menguping masih bisa mendengar, walaupun, sepasang pekasih membisikkan dendangnya seakan was-was aku belum hanyut dalam mimpi
Sebelum musikalisasi puisi dikenal luas hingga saat ini, pelopor kesenian itu di Bali adalah Tan Lioe Ie. Di setiap kegiatan sastra yang saya ikuti sekitar tahun 1990-an, hampir selalu ada penampilan musikalisasi puisi dari Mas Yoki, sapaan akrab Tan Lioe Ie. Beliau banyak menggunakan puisi dari Sang Mahaguru, more »
Memuput Rindu di Henbuk

Memuput Rindu sudah ada di Henbuk, bisa dibeli dengan gratis. Kebetulan owner-nya, Hendika, ngirim tulisan juga untuk antologi. Henbuk merupakan marketplace yang berfokus untuk menjual E-Book (Buku Digital). Menurut Henbuk, buku elektronik semakin diminati karena harga yang murah dan kemudahan membawa banyak buku hanya dengan satu perangkat.
Ketika pertama kali dicetuskan Memuput Rindu Edisi Demo akan hadir dalam bentuk digital, Hendika langsung menawarkan untuk mem-publish di Henbuk. more »
Politik Dinasti dalam Launching Memuput Rindu?
Sah, 25 karya (puisi, cerpen, prosa liris, drama, catatan perjalanan) dari 17 penulis mengisi edisi demo Memuput Rindu: Antologi Reuni Absurd Generation. Sesuai rencana sebelumnya, Memuput Rindu Edisi Demo hanya tersedia dalam versi digital, dan bisa kita nikmati pada link ini. Masih dengan watermark. Versi tanpa watermark mungkin akan di-publish dan dapat dibeli secara gratis di HENBUK, sebuah platform jual beli buku digital. Sudah ada tawaran dari owner-nya, dan mungkin nanti akan saya jajagi kembali melalui Chief Operations Officer-nya. Kebetulan keduanya juga menyumbang karya dalam antologi ini.
Aroma dinasti klan Santosa sangat terasa dalam antologi ini. more »
Bank Data
ku coba mendidihkan bercak tanganmu membiarkan rasa purba menggelinjang
Beberapa hari yang lalu, Kamillo Yulisukma menghubungi saya untuk membuat janji ngopi bareng. Dia ingin mengkonfirmasi penyebutan namanya dalam tulisan saya sebelumnya, Akhirnya, Sejarah Itu akan Terungkap! (Versi Lain). Namun pada akhirnya obrolan kami tidak hanya sebatas topik tulisan itu, more »
Merombak Memuput Rindu
Sampai di mana proyek antologi Memuput Rindu? Edisi demonya sebenarnya sudah siap diluncurkan. Draft terakhir memuat 26 karya (puisi, cerpen, prosa liris, catatan perjalanan) dari 15 penulis yang mewakili alumni Absurd Generation dekade 1990-an, 2000-an, dan 2010-an. Namun jika ada yang memperhatikan dan membandingkan draft awal dengan draft saat ini, ada sebuah perbedaan yang sangat mencolok. Apa itu? Mari saya jelaskan.
Semula, Memuput Rindu diniatkan sebagai Reuni Besar Lintas Generasi Teater Angin. Namun, ketidak-pede-an membuat saya berpikir untuk merombak niat itu. Hal ini berkaitan dengan beberapa informasi mengejutkan more »
Terpaku — Vivi Lestari
Di sini
menatap asap peleburan
yang memercik menjadi nyala api
sesayup gamelan Dewa Yadnya
menghempaskanku,
membakar atmaku
bajra pemangku nyaring terdengar
mantra puja jelas kuingat
tapi aku asing di duniaku more »
Vi
Tanggal 28 April dijadikan sebagai Hari Puisi Nasional, merujuk pada wafatnya Chairil Anwar pada tanggal 28 April 1949. April memang telah menjadi bulan yang keramat bagi dunia sastra di Indonesia. Selain Chairil Anwar, tokoh sastra yang berpulang di bulan April diantaranya Danarto (10 April 2018), yang cerpennya berjudul Godlob pernah dimainkan anak-anak Angin dalam Lomba Baca Cerpen PSR tahun 1990-an. Mahaguru puisi, Umbu Landu Paranggi, juga menghembuskan napas terakhir di bulan April, tepatnya 6 April 2021.
Tahun ini pun dunia sastra kembali berduka di bulan April. Yudhistira ANM Massardi, more »
Cerpen Drama GKS Lautan LDM MAS Operet Porseni PSR Puisi
by Wira Santosa
2 comments
Akhirnya, Sejarah Itu akan Terungkap! (Versi Lain)
Beberapa minggu lalu, judul ini pernah saya pakai. Waktu itu saya merujuk pada sejarah tentang penyematan Absurd Generation pada Teater Angin. Kali ini judul itu saya pakai kembali, namun merujuk pada hal lain. Sejarah yang akan terungkap itu adalah sejarah tentang berdirinya Teater Angin! Sebenarnya ini masih ada kaitannya dengan perkara ulang tahun yang keliru, tapi saya enggan untuk membuat part 3 dari tulisan itu. Jadi, mari kita mulai saja.
Awalnya ketika saya bertandang ke Jatijagat Kehidupan Puisi, bertemu dengan Dimas Hendratno, untuk meminta restu penerbitan Memuput Rindu. Di sela obrolan, dia bercerita tentang rencana Ibu Putri Suastini more »