Salam
Salam. Aku Wira, nama panjangnya bukan Wiiiiiiiiiraaaaaaaaa, tapi I Kadek Wira Santosa. Itu nama pemberian orang tuaku, nama resmi di akta kelahiran. Entah kenapa, di KTP atau SIM namaku terpangkas menjadi hanya Kadek Wira Santosa. Orang-orang Bali atau orang-orang yang tahu struktur nama Bali pasti dengan segera menerka kalau aku ini anak ke-2. Hey, aku ini anak ke-3, dari 4 bersaudara, yang semuanya juga diberikan nama Santosa. Tentang nama Wira, menurut Bapak Ibu, berasal dari perwira, karena aku lahir di bulan Agustus, yang identik dengan bulan proklamasi, bulan dimana pada tahun 1945 akhirnya Indonesia memerdekakan diri setelah berjuang menghadapi penjajahan selama 3,5 abad lebih dengan gagah perwira.
Waktu kecil, waktu aku mulai diajarkan menyebut nama sendiri, tapi belum bisa melafalkan Wira dengan benar, yang keluar dari mulutku hanya Wa, Wa, Wa, sambil menunjuk ke dada sendiri. Jadilah di lingkungan keluarga, aku bernama Dek Wa, kadang-kadang dipanjangin sedikit menjadi Dek Wah.
Lalu aku mendapat nama baru dari kawan-kawan SMA, tello, ya tello dengan t tidak kapital, bukan Tello dengan T yang kapital. Kata mereka, struktur pipiku bisa disejajarkan dengan struktur pipi milik Kura-kura Ninja. Donatello, Leonardo, Michaelangelo, Raphael, yang dipilihkan buatku adalah Donatello, singkatnya tello. Batinku, kok ya bukan Michaelangelo saja, jadi bisa dipanggil Michael, terdengar lebih keren.
What is in the name, kata Shakespeare. Cukup sudah tentang nama, kataku. Semoga tiga paragraf di atas (plus photo hasil editan Adobe Photoshop) bisa memberi sedikit gambaran, bahwa blog ini adalah blog yang ditulis oleh Wira yang mungkin sudah Anda kenal sebelumnya. Oh, Wira yang itu. Iya, Wira yang itu, bukan Wira yang ini. Bagi yang belum mengenal, salam kenal aku persembahkan melalui tulisan-tulisan berikut dan seterusnya.
Salam.