Bank Data
ku coba mendidihkan bercak tanganmu membiarkan rasa purba menggelinjang
Beberapa hari yang lalu, Kamillo Yulisukma menghubungi saya untuk membuat janji ngopi bareng. Dia ingin mengkonfirmasi penyebutan namanya dalam tulisan saya sebelumnya, Akhirnya, Sejarah Itu akan Terungkap! (Versi Lain). Namun pada akhirnya obrolan kami tidak hanya sebatas topik tulisan itu, tapi melebar luas ke mana-mana. Dan pada tulisan kali ini akan saya sarikan satu topik obrolan kami yang saya anggap paling menarik. Kamillo, pelan-pelan namun meyakinkan, sedang mengerjakan sebuah proyek.
Dalam waktu senggangnya, Kamillo mulai mendata naskah-naskah yang pernah dimainkan oleh Teater Angin sejak jaman dulu. Kemudian dia berusaha mencari naskah originalnya untuk dikumpulkan. Dia menekankan, bukan naskah yang tersebar di internet! Beberapa naskah yang umum seperti Malam Jahanam (Motinggo Busye) atau Menunggu Godot (Samuel Beckett) mungkin dapat diperolehnya dengan mudah. Namun ada beberapa naskah yang perlu perjuangan berat untuk mendapatkannya.
Untuk melengkapi riset yang dilakukan oleh Kamillo, berikut ini saya sampaikan beberapa naskah drama yang pernah digarap Teater Angin sewaktu saya masih aktif pada tahun 1994 s.d. 1997:
- Kisah Cinta dan Lain-Lain (Arifin C. Noer)
- Jembatan Gondolayu (Nasjah Djamin)
- Sorga Neraka (Eka Santosa)
- Orang Asing (Rupert Brook)
- Komidi Sebabak
- RSU
- Adhi dari Trunyan, adaptasi dari naskah yang saya lupa judul aslinya, kurang lebih semacam Seseorang dari Suatu Tempat.
- Sebagai tambahan, kita pernah mendramatisasi cerpen Godlob karya Danarto.
Kamillo juga berusaha mendata musikalisasi puisi yang pernah dibuat oleh anak-anak Angin. Ada beberapa yang sudah dialbumkan (Tentang Angin dan Tentang Angin 2) serta beberapa lagi sempat direkam namun belum dialbumkan. Kumpulan musikalisasi puisi ini dapat didengar pada soundcloud. Namun Kamillo yakin masih ada sangat banyak aransemen musikalisasi puisi yang belum terdokumentasi. Inilah yang ingin dia telusuri.
Selain mendokumentasi musikalisasi puisinya, Kamillo juga mencari naskah original dari setiap puisi yang diaransemen, untuk membandingkan puisi asli dengan puisi hasil aransemen. Nah, kaitannya dengan ini, adakah yang tahu bait puisi yang membuka tulisan ini, saya ambil dari puisi apa? Melankolia Senja Hari karya Putu Vivi Lestari. Bait di atas adalah bait yang hilang (atau sengaja dihilangkan) dalam musikalisasi puisi yang dibuat anak-anak Angin.
pernah mementaskan BUI saat PSR
Sayang sekali buku agenda yang mencatat semua kegiatan Teater Angin, termasuk naskah-naskah yang pernah dimainkan, di tahun 1990-an ternyata sudah hilang. Ayo bantu Kamillo dengan menyebutkan naskah drama yang pernah Anda mainkan sewaktu aktif di Teater Angin. Selain yang disebutkan di atas, kalau tidak salah kita pernah menggarap naskah berjudul Perempuan-Perempuan, yang dimainkan oleh Eka Sucahya dan Marlina.