Perkara Ulang Tahun yang Kerilu (Part 1)
(Cat.: Jika ramai, lanjut Part 2….)
Ini perkara, lumayan pelik. Jika Anda sudah siap untuk mendelik, mari kita mulaik. Hidup Adam Malik! Jadi beginik…. Eh, tapi sebelumnya, disclaimer dulu ya. Mungkin tulisan ini akan menjadi panjang, membosankan, dan melelahkan. Jadi, bagi yang merasa tidak biasa membuang-buang energi dan waktu berharganya, bisa berhenti sekarang. Daripada Anda di akhir, akhirnya misuh-misuh? Tapi gpp sih, kalau cuma misuh-misuh doang, yang penting kita ndak misah-misah, atau jadi musuh-musuh…. Masih mau lanjut? Kasi info masseee… tet… tetet tetet… tetet tetet….
OK, mari kita mulai dengan sesuatu yang agak jauh dari bahasan inti, yaitu tentang NIP, Nomor Identitas PNS. NIP terdiri dari 18 digit angka, dimana delapan digit pertama menunjukkan tahun, bulan, dan tanggal lahir. Jadi sangat mudah mengetahui ulang tahun seorang PNS jika kita tahu NIP-nya. Namun, berdasarkan pengalaman mengamati sekian banyak NIP, saya mendapati begitu banyak PNS dengan delapan digit pertama NIP-nya adalah 19xx1231. Ini artinya, pegawai tersebut berulang tahun pada tanggal 31 Desember. Amat sangat banyak ditemukan kasus seperti ini, terutama pada PNS angkatan tua. Apakah sedemikian banyaknya PNS kita yang berulang tahun sebelum tahun baru?
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata PNS yang “katanya” berulang tahun pada tanggal 31 Desember, ternyata belum tentu benar berulang tahun di tanggal itu. Mereka, kebetulan, tidak benar-benar mengetahui kapan tepatnya dilahirkan. Orang tua mereka tidak pernah mencatat, terutama dengan menggunakan sistem kalender masehi. Informasi yang diingat dan diceritakan kepada anaknya, biasanya mengenai peristiwa-peristiwa besar yang terjadi, yang berdekatan dengan kelahiran si anak. Misalnya, si A lahir pada saat Gunung Agung meletus. Dapat disimpulkan bahwa si A lahir sekitar tahun 1963. Atau, pada saat Gestok, si B baru belajar merangkak. Maka dapat diartikan bahwa si B berumur kisaran 9 bulan pada bulan September/Oktober 1965. Bisa juga, si C baru lulus SD pada saat gempa Seririt. Maka pada tahun 1976, si C dianggap berumur 12 tahun.
Orang tua Bali jaman dulu biasanya selalu mengingat hari kelahiran anaknya dalam sistem kalender Bali, atau lebih dikenal dengan otonan, yang di Jawa disebut weton. Jika otonan si A pada Soma Kliwon Wariga, maka tinggal dicocokkan otonan tersebut ke tahun 1963, dimana akan didapatkan dua tanggal yang sesuai, yaitu 18 Februari dan 16 September. Tinggal dipilih, mana yang akan dipakai, atau mana yang lebih sesuai dengan mempertimbangkan petunjuk-petunjuk lain. Jika orang tua tidak mencatat weton, atau kita malas (atau tidak tahu caranya) untuk mencocokkan dengan kisaran tahun kelahiran, maka kerap kali tanggal lahir yang dipakai adalah 31 Desember.
Sudahkah Anda menyadari, bahwa tiga paragraf di atas hanya membuang-buang waktu Anda? Baiklah, jika sudah, mari kita menuju ke pembahasan inti. Beberapa hari yang lalu, katanya, Teater Angin berulang tahun yang ke-59. Tepatnya pada tanggal 8 Agustus 2022, yang artinya, Teater Angin berdiri sejak 8 Agustus 1963. Benarkah demikian? Tentu saja benar, setidaknya bagi sebagian besar anak Angin, berdasarkan bukti-bukti fisik dan non fisik yang dimiliki, sampai sebelum ada yang mempertanyakan perkara tersebut di instagram @teaterangin, sesuai screenshot di atas yang tidak bisa dipisahkan dari tulisan ini. Berarti hal itu (ulang tahun ke-59) keliru? Jika keliru, berarti benar. Karena yang salah adalah kerilu.
Maka dari itu, ijinkan saya, dalam kesempatan ini, meminta maaf yang sebesar-besarnya. Jika dianggap pelik, perkara ini sepertinya lumayan pelik. Namun jika ingin disederhanakan, akan menjadi sesederhana seorang PNS yang menggunakan tanggal 31 Desember sebagai tanggal ulang tahunnya.
Begini ceritanya. Pada tahun 1996, Teater Angin mengadakan Lomba Cipta dan Baca Cerpen (LCBC) yang pertama, sebagai kelanjutan dari Lomba Drama Modern (LDM) tahun 1993, dan menjadi cikal bakal Lomba Tahunan Teater Angin (Lautan) saat ini. Dalam penyusunan proposalnya, kisaran akhir tahun 1995, panitia kebingungan menentukan kalimat pembuka. Contoh proposal dari ekstra kurikuler lain yang sudah berpengalaman menyelenggarakan lomba, biasanya berbunyi, “Dalam rangka memperingati HUT Smansa Denpasar ke-xx dan HUT Ekstra Kurikuler ke-yy, maka kami menyelenggarakan bla bla bla….”
Kami tidak pernah melihat catatan mengenai kapan tepatnya Teater Angin berdiri. Pun kami tidak pernah mendengar atau diberi informasi yang valid tentang sejarah berdirinya Teater Angin. Informasi simpang siur yang kami terima saat itu, melalui riset dan wawancara kecil-kecilan dengan narasumber seadanya, menghasilkan tiga versi mengenai sejarah berdirinya Teater Angin. Versi pertama menyatakan bahwa nama Teater Angin pertama kali digunakan tahun 1980-an dengan inisiator Suni Astiti (maaf jika terjadi kesalahan penulisan nama) dan kawan-kawan. Ketika ingin memastikan tahun 1980-an berapa, kami mentok di angka 1980-an itu saja, tidak ada yang bisa memastikan tahun 1980-an berapa. Versi kedua menyatakan bahwa geliat kegiatan drama dan sastra di Smansa Denpasar dimulai pada kisaran tiga tahun setelah berdirinya Smansa, dengan tokoh LK Suryani dan kawan-kawan. Sedangkan versi ketiga menyatakan, dengan ekstrim, bahwa aktifitas drama dan sastra tentu saja ada, dimulai sejak berdirinya Smansa Denpasar!
Akhirnya, kami memutuskan untuk mengambil jalan tengah saja, menganggap bahwa ekstra kurikuler drama dan sastra di Smansa Denpasar, sebagai cikal bakal Teater Angin, berdiri pada tanggal 8 Agustus 1963. Kemudian dengan gagahnya, proposal penyelenggaraan LCBC I kami buka dengan, “Dalam rangka memperingati HUT Smansa Denpasar ke-36 dan HUT Teater Angin ke-33, Teater Angin Smansa Denpasar menyelenggarakan Lomba Cipta dan Baca Cerpen.”
Dan itu menjadi awal sebuah kesembarangan terstruktur, kengawuran berulang sehingga dianggap sebagai sebuah kebenaran, sebagai bukti fisik bahwa Teater Angin ada sejak tahun 1963, selisih tiga tahun dengan berdirinya Smansa Denpasar. Tentu saja, tahun-tahun selanjutnya dalam proposal, selisih HUT Smansa Denpasar dan Teater Angin tetap di angka tiga. Seperti tahun ini, jika HUT Smansa Denpasar adalah yang ke-62, tentu saja HUT Teater Angin menjadi yang ke-59. That’s it, sesederhana itu.
Jadi, dari mana informasi Teater Angin berulang tahun yang ke-59 tahun ini? Dari proposal kegiatan yang diselenggarakan tahun ke tahun oleh Teater Angin, diwariskan turun-temurun, yang diawali dengan proposal ngawur di tahun 1996. Jika hal ini dianggap sebagai sebuah kekeliruan, saya sebagai pentolan Teater Angin pada saat itu, secara pribadi meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung, tersakiti, atau sekedar dirugikan dengan kekeliruan tersebut. Atau, jika ada cerita sakral yang ingin disampaikan secara tidak sembarangan, bolehlah kita duduk melingkar sambil ngopi susu dan ngodoh embon. Untuk selanjutnya, mari kita luruskan. Lurus!
Jadi, intermeso tidak boleh serius kah kah kah?
Ne mare je jawaban 😎 biar keliru, tapi ada penjelasan nya agar tak kerilu 🤣
Terus, kenken jani ne? Lanjut part 2 apo sing?
Ne mare je jawaban, 😎
Biar keliru tapi tetap ada penjelasan nya agar tak kerilu 🤣
Ane kenken contoh bukan jawaban?
nunggu part 2
ramaIkan! eh, RAMAiKAN!
mih skrg komennya isi moderation. pst biar terang dan jelas y
Makanya, jangan pakai email baru terus dong… pakai yang delila tein, dijamin meluncur mulus di jalan tol….
Terimakasih bli sudah menjelaskan ke kita kita yang belum tau tentang informasi ini, sebelumnya juga kaget pas liat post di IG, waduh ada miskom yang lumayan parah nih, tapi memang bagi beberapa alumni baru umur teater angin yang melekat adalah umur angin yang 59 ini, sekalipun mau di ganti jadi yang benar, saya pribadi gak masalah sih, anggep aja kayak angin punya 2x ulang tahun, jadi bisa di rayain 2x kan seru
Menurut saya, yang seharusnya kita rayakan bukan “Teater Angin”-nya. Betul bahwa Teater Angin baru ada di tahun 1982. Tapi sebelum itu, saya yakini bahwa ada aktifitas dalam bidang drama dan sastra di Smansa Denpasar, entah dalam bentuk apa dan bagaimana. Itu yang seharusnya kita rayakan, semangat berproses kreatif dalam dunia drama dan sastra, yang pada akhirnya menjadi cikal bakal Teater Angin seperti yang kita kenal sekarang. Seperti halnya SMAN 1 Denpasar, pada awal berdiri tanggal 8 Agustus 1960, masih bernama SMA Negeri Denpasar. Baru pada tanggal 1 Agustus 1965, dipecah menjadi SMAN 1 Denpasar dan SMAN 2 Denpasar. Apakah ini menjadikan ulang tahun SMAN 1 Denpasar bergeser ke tanggal 1 Agustus dan berumur 57 di tahun 2022? Tidak kan? Kita tetap merujuk pada awal mulanya ada, walaupun saat itu namanya berbeda. Nama Teater Angin baru ada di tahun 1982. Tapi geliat aktifitas drama dan sastra tentu sudah ada jauh sebelum itu. Mungkin saja tidak tepat di tahun 1963, tapi itu semua seharusnya tidak terlalu penting. Yang terpenting, semangatnya masih kita warisi sampai saat ini.
Wih mantep bli wira, gas ae lah pokoke
Ohhhh begitu toh sejarahnya.
Ditunggu part 2 nya Bli Wira
Belum ramai… ayo lebih diramaikan lagi… sampai 1 juta like….
Men pas lahir to nyen bidan ne om wir? Nyen perawatne? 🤣
Aaattttaaaahhhh… engkenang dik nyawab ne, pang sing kerilu…?
ini sih bukan intermezzo, tapi SERIUS bung!