Februari Aman, Tanggal 14 Siap Nyoblos?

Hebat! Saya heran, kok bisa saya seproduktif ini. Tulisan sudah siap tayang untuk lima Kamis ke depan. Jika saya masih tetap produktif sampai beberapa bulan kemudian, bisa menyelesaikan cerita yang tercantum pada Next Random Story, maka nafas blog ini masih bisa bertahan setidaknya sampai Desember 2024. Setelah itu bagaimana? Habis! Saya sudah kehabisan bahan tulisan. Tidak ada lagi kilasan-kilasan memori yang bisa saya nostalgiakan di sini. more »
Toya Bungkah (The Absurd Generation Part 2)
Mari kita ingat-ingat kembali pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya tentang periodisasi sastra. Jika saya katakan Poedjangga Baroe, mungkin akan ada yang langsung teringat dengan Sutan Takdir Alisjahbana (STA), pengarang novel Layar Terkembang. Bersama A.A. Pandji Tisna, sastrawan angkatan Poedjangga Baroe lainnya asal Buleleng, pengarang novel Sukreni Gadis Bali, STA mengunjungi Toya Bungkah untuk pertama kalinya pada tahun 1930-an. Lalu pada tahun 1970-an STA mendirikan Balai Seni Toya Bungkah.
Sekitar tahun 1992, anak-anak angin mengikuti lomba baca puisi di Balai Seni Toya Bungkah, yang disaksikan langsung oleh STA. more »