Akhirnya, Sejarah Itu akan Terungkap!
Sekitar 17 bulan yang lalu, saya berniat untuk menuliskan sejarah awal bermula The Absurd Generation melekat pada Teater Angin. Namun otak saya nge-blank untuk merangkai jalinan cerita yang pernah saya dengar. Ya, karena saya tidak mengalami langsung bagaimana terjadinya peristiwa bersejarah di Toya Bungkah itu.
Akhirnya, beberapa hari yang lalu inspirasi meluncur begitu saja, dan selesailah tulisan yang dinanti-nanti. Namun tetap ada keraguan, apakah yang saya tuliskan sudah sesuai dengan kenyataan, more »
Tenang Pak, Kita Pasti Main!
Ini adalah sisi lain dari tulisan yang ini, ketika anak angin memainkan naskah Orang Asing dalam salah satu ajang LDM PSR Kota Denpasar. Telah menjadi kebiasaan anak angin pada saat itu, persiapan yang telah dilakukan melalui latihan beberapa hari menjelang pementasan, akan musnah begitu saja pada H-1 pementasan. Pelatih yang diminta untuk memoles atau menghaluskan di akhir, akan merombak total segala set yang telah disiapkan.
Pun halnya saat itu, ketika Putu Satria sebagai pelatih, baru datang H-1 sore menjelang malam. Set berubah total. Para pemain harus melakukan penyesuaian dengan set panggung yang baru. more »
Maaf, Saya Tidak Tahu Perubahan Nomor Undi!
Sebagai pemanasan sebelum melanjutkan part 2 tulisan yang ini, mari kita coba bernostalgia dengan kisah lama bersemi kembali. Baiklah, mari kita mulai. Judul tulisan ini mengacu pada kalimat yang diucapkan oleh Imam Wahyudi, sesaat setelah dia tergopoh-gopoh naik panggung pada ajang lomba baca puisi Pekan Seni Remaja (PSR) Kota Denpasar, sebelum membacakan puisi pilihannya.
Waktu itu, mungkin sekitar akhir tahun 1996, untuk pertama kalinya ajang PSR melombakan baca puisi. Saya yang sudah kelas tiga, ditunjuk oleh Ketua OSIS sebagai ketua rombongan tim baca puisi Smansa Denpasar. Rombongan tentu saja terdiri dari semua anak angin more »