14 Dec 2008, 21:08
Drama PSR
by

29 comments

Dewan Juri, Mohon Maaf, Tolong Pindah ke Belakang….

Wahyu Dhyatmika tidak mau puas dengan naskah yang ada di hadapannya. Sutradara punya kuasa penuh di atas panggung, bukan penulis naskah. Demikian kira-kira prinsipnya. Maka naskah RSU dirombak total. Tokoh serta dialog Si A, Si B, Si C, dll direstrukturisasi. Selanjutnya ditambahkan beberapa tokoh baru sebagai pemanis. Ada Dukun. Ada perawat RSJ yang menjemput sang Dukun, yang ternyata adalah pasian sakit jiwa. Ada pasangan pemuda-pemudi yang hamil di luar nikah. Dan yang lain-lain, yang semuanya tidak dimunculkan oleh penulis naskah. Naskah RSU ala Wahyu bukanlah naskah RSU ala kadarnya.

Di hari pementasan, kesibukan luar biasa buat anak angin. Kita harus mengangkut setidaknya satu kelas bangku yang diambil dari kelas sebelah ruang BP, untuk dijadikan panggung tambahan. Termasuk yang kita ambil dari kelas itu adalah sebuah kipas angin yang tergantung di langit-langit. Properti berat lainnya adalah sebuah level super besar yang biasa dipakai podium upacara bendera, yang ukurannya mepet-mepet dengan lebar tangga naik ke gedung Ksirarnawa. Untung ada bala bantuan dari anak-anak KPA.

Untuk mewujudkan panggung yang ada dalam bayangan Wahyu Dhyatmika, dewan juri yang biasanya duduk manis di barisan depan kursi penonton terpaksa kita usir, karena kita memerlukan panggung yang lebih luas. Kursi-kursi penonton di bagian depan kita singkirkan, oleh karena itu, “Dewan juri, mohon maaf, tolong pindah ke belakang….”

Selain panggung yang lebih luas, kita juga memerlukan panggung yang lebih tinggi. Maka kita menyusun bangku-bangku untuk dijadikan panggung. Oleh dewan juri, susunan bangku-bangku ini dianggap sebagai panggung yang tidak sehat, karena rawan mencelakai pemain ketika bergerak di atasnya. Dewan juri, kita tidak bodoh. Bangku-bangku itu sudah kita susun rapat, ikat kencang, dan dipastikan kokoh.

Satu lagi properti yang sedikit merepotkan, yang baru terpikir oleh Wahyu beberapa saat sebelum pementasan. Wahyu ingin membuat efek kilasan gelap terang di panggung, dengan menempatkan sebuah kipas angin di langit-langit dan di atasnya disoroti lampu. Dalam bayangan Wahyu, dengan menjaga kestabilan putaran kipas angin pada kecepatan tertentu, maka efek yang dia inginkan dapat dicapai. Untuk itu, harus ada seorang petugas khusus saklar kipas angin. Tapi sayang, karena tidak pernah dicoba sebelumnya, efek yang diinginkan ternyata tidak tercapai.

Saat pementasan, sungguh luar biasa. Penampilan para pemain yang didominasi oleh anak kelas satu sungguh luar biasa. Tujuan awal pementasan yang lebih ke arah mengocok perut penonton ternyata berhasil. Dialog-dialog di setiap adegan selalu mengundang tawa penonton. Ah, aku jadi benar-benar iri. Ingin rasanya tampil bersama mereka, ikut nyakcak. Terkenang kembali dahsyatnya Sorga Neraka, tapi RSU sungguh lebih dahsyat lagi. Dengan tidak mengesampingkan peran Barli, Bagas, Vera, Ema, Rahayu, Candra, Candra, Rusdi, Dhimas, Eva, Winda, dan lain-lain, bintang malam itu adalah Imam Wahyudi. Wajah tolol dan kepintarannya berimprovisasi mengolah kata seolah-olah menebar NO2, Nitrogen Oksida, gas tawa, ke seluruh sudut Ksirarnawa. Seolah terjadi gempa di Ksirarnawa karena tawa penonton. Sungguh luar biasa.

Tapi itu semua tidak cukup untuk dewan juri, RSU tidak berhasil meraih penghargaan apapun. Menurut mereka, sutradara telah gagal karena telah merusak naskah dengan terlalu banyak modifikasi di sana-sini, serta rancangan panggung yang tidak sehat. Itulah bagian dari kreatifitas kita yang tidak dihargai dewan juri. Tapi menurut kita sih, RSU tidak menang karena kita telah mengusir dewan juri ke barisan belakang. RSU adalah juara tanpa piala.

Piala hanya benda.. juara sesungguhnya ada di hati masing-masing.. keindahan yg tidak terucap 🙂

Ceile… cuit… cuit… dapet kata mutiara dari mana Wie? Dari Itali juga? Sama kayak Jer? 😀

15 Dec 2008, 17:36
by sukada


“aku ingin diaborsi!!”, ada gitu ya si Imam?

Eh, ada Suka Ada, lighting man kita, karena si Barli ikutan main. Yang lampunya byar pet itu, di RSU apa Komidi Sebabak Suk? Huahahah… Imam juga ingin diaborsi… hihihi… Imam yang tolol….

Waduh, bisa-bisanya Wira aja nih nulis. Itu kerja team yang kompak, bagi-bagi tugas, dan saya bagian yang gak serius.
Mungkin salah satunya gara-gara aku RSU tidak menang. Karena kebanyakan improvisasi gak jelas.
Hahaha, sneak preview :

Barli : “Tenggorokannya, ya tenggorokannya”
Bagas: “Mungkin harus dioperasi”
Barli : “Ya besok pagi !!”
Sedang dialog yang aku ingat cuma :
“Skak Ster Benteng Kuda!!” dan “Aku juga mau diaborsi!!”

Hahaha, nice moment. Apalagi kalo inget Wahyu Dhyatmika nesu-nesu (ngedumel, ngambek) gara-gara latihannya susah serius (gimana lagi Yu ;-p)

Sedikit kecewa juga gak dapet apa-apa. Apalagi sejak kelas dua aku sudah gak dapet jatah main drama lagi. Semua peran diambil Gantettt !!
Hahh, nasib…

Hehehe… improvisasi mu emang top banget kok Mam. RSU ga menang, ya gara-gara jurinya marah karena kita usir… hihihi…. Iya, ya. Kamu ga pernah main lagi setelah RSU itu ya…. Wah, aku jadi merasa bersalah nih…. Ayo kita mentas nanti!

16 Dec 2008, 11:28
by sukada


lampu “byar pet”, yg jelas bukan RSU, karena ada Barli yang ngeliat karpet di bawah dimmer (atau di bawah lampu?)-nya berasap.

Hihihi… berarti di Komidi Sebabak ya. Untung bisa segera ditanggulangi. Anak angin ternyata berbakat juga jadi pemadam kebakaran….

RSU itu memang pementasan yang paling menyita waktu, energi dan otak. Setelah selesai pementasan, kita semua capeekkk…….. sekali.

Tapi target kita ‘kan bukan menang dan dapat piala Wir, target kita adalah menghasilkan pementasan yang bagus dan memuaskan penonton. Juga memuaskan diri kita sendiri sebagai pemain dan krunya. Kayaknya sih tujuan itu tercapai.

Memang sih, di hari-h pementasan, ada beberapa hal yang sebenarnya bisa diperbaiki. Kita gak mengukur panggung Ksirarnawa bakal begitu tinggi dan jadi tambah tinggi dengan level-level yang kita bawa. Langit-langitnya juga tinggi sekali, sehingga properti kipas putar kita jadi terlalu tinggi untuk memberi efek dramatis gelap terang yang kita cari.

Karena propertinya yang amat banyak, kita jadi butuh waktu ekstra untuk masang panggung. Apalagi kita dapat giliran kedua, sehingga gak bisa masang properti lebih awal. Aku ingat juri berulangkali mengingatkan kita agar bekerja lebih cepat memasang panggung, sampai-sampai Phala emosi dan berteriak, “Iya, tenang! Kita pasti main!” dengan suara perutnya yang dashyat itu. hehehe… Phala adalah salahsatu kru di balik layar dan asisten sutradara RSU yang omnipresent waktu itu.

Aku waktu itu kayaknya lebih puas dengan sessi-sessi latihan sebelum hari-h, ketimbang hari-h pementasannya sendiri. Aku ngerasa itu benar-benar hasil kerja bareng semua orang. Semua orang bisa memberi masukan, ide improvisasi, ide properti, ide panggung. Hasilnya memang gila-gilaan.

Betul Yu. Kita selalu menanamkan dalam hati masing-masing, bahwa yang utama adalah kepuasan penonton dan kepuasan bermain. Menang, piala, hadiah, hanyalah sebagai bonus. Memang di RSU kita puas banget, tapi sayang kepuasan itu tidak cukup memberikan bonus kepada kita, hihihi…. Soal teriakan Phala, “Tenanglah Pak, kita pasti main lah!” Itu kejadian bukan di RSU Yu, tapi di Orang Asing. Waktu itu kita sengaja mengulur-ulur waktu karena beberapa pemain masih dalam proses make-up di sekolah. Dan juri kesel, minta kita cepet-cepet, maka berteriaklah si Phala.

nah makanya lain kali jangan ngusir dewan juri, piye to mas, yang menilai kok di usir-usir gitu lho.

tapi hebatlah, salut buat teater angin

Wah Bli, kita mah ga takut sama siapa pun euy… klo itu emang kita butuhkan untuk keutuhan pementasan, ya dihajar saja bleh…. 😀

20 Dec 2008, 22:29
by adhitiana


sukada…dikader ama barli jadi tukang lampu..jadinya ngerti lampu yach…btw jeg kangen ajak kost sukada yang hampir tidak pernah ditempati oiiii…he..he…

Mestinya Suka Ada ga usah kost aja ya… mubazir euy… hihihi….

btw, ini wahyu dyatmika wartawan tempo itu ya?

Yup, betul sekali, di cerita ini adalah Wahyu Dhyatmika wartawan Tempo.

wah, ada Anton Muhajir, wartawan The Jakarta Post yang juga Bapak Blogger Bali itu…… welkam……….

Welkam juga, Mas Anton Muhajir… sering-sering berkunjung ke sini ya….

26 Dec 2008, 16:06
by Gantet


semua emang top !!!!!
duh ada mesin waktu lg gak ya ?????????

Mesin waktu? Minta Doraemon aja Tet….

…aku inget kalo ada adegan jatuh dari level ketika kena skak main catur sama Bagas, waktu latihan itu diulang berapa kali yak katanya kurang natural…sampe abis benjolnya he he he….dasar kau Yu…

Hahaha… yang aku inget, dialog cepat antara Barli dan Bagas. Di salah satu bagian, Bagas seharusnya bilang, “Lho?” Lalu dibalas Barli dengan, “Kok lho?” Tapi saking bersemangatnya Bagas, dia ambil sendiri dialognya, “Lho? Kok lho?” Hahaha… untung cuma kejadian di latihan.

hahahaha………… sorry Bar…… Bumi Denpasar calon anak Angin yang hebat pasti. Nanti teater-nya Genta di SMA 1 Bogor akan berkunjung ke teater Angin jaman Bumi, pada November 2021. hehehe…….. buat yang belum tau, anakku Genta dan anaknya Barli, Bumi, lahir sama-sama 30 November selisih satu tahun saja.

Wah… wah… nanti kita adain reuni pada November 2021. Pasti seru, nonton Wahyu dan Barli, eh, Genta dan Bumi….

ha… sepertinya saya malah mengenal beberapa rekan yang ikut komen disini….. entahlah, saya hanya mengingat sedikit tentang masa-masa SMA.

Wah, selamat datang, Pande yang baik. Btw, ini Pande yang FSRD ITB ’96 itu ya? Maaf kalau bukan. Fotonya di pandebaik.com agak-agak meragukan saya. Salam….

oalah, ternyata teman ketemu teman. malah ketemu wahyu di sini.

ralat dikit. aku bukan wartawan the jakarta post, tp kontributor gen. juga bukan bapak blogger bali, tapi jongos blogger bali. haha..

ya udah. ntar bani nonton anak kalian main teater deh. hehe..

Ha! Tambah rame nih November 2021, Bani juga hadir. Ga sekalian main teater juga? Atau mau ngeliput aja? 😉

*name

*e-mail

web site

leave a comment


 
  • Recent Comments

  • Random Posts

  • Anginers

  • Next Random Story

    Kena.ajian.sirep Anak.muda Lautan Konvoi Adhi.runner.up Suling.bambu.peniru.rindik Malioboro Eksperimen.eksperimen Sekre Maaf.saya.tidak.tahu.perubahan.no.undi Klan Wahyu.gagal.mengkader.wira Wisata Ratna Sucahya.jangan.diajak Keroyokan.cerpen Dispen.nonton.film Angin.biang.demo Paria Antologi.bersyarat Sibang.kaja Kita.pasti.main Sampun.ngopi? Toya.bungkah Tuan.puteri Kisah.kisah.inses Ngetekok.metaluh Nigna Orang.asing.ketiduran Kami.siap.dimana.saja Kebersamaan.&.makanan Bajuku.mana.man?! Tas.campil.club Ciam.si.reuni Pula.suda.mala! Kalian.duduk.di.depan! Sanggar.minum.kopi Marah.turun.di.sawah Lombok.here.we.come The.absurd.gen Woi.ban.bocor Rest.in.peace Yang.masih.sama Granat Di.hadapan.tentara Ketua.menangis Tentang.angin Di.tokopedia Camot.penculik Ada.apa.dengan.kamis Vivi Memuput.rindu