MAS = Malam Apresiasi Sssttt… [1]
Malam Apresiasi Sastra Teater Angin 2010, telah sukses digelar pada 29 dan 30 Januari 2010. Aplause dan salut pantas dilayangkan kepada anak-anak angin, untuk kerja keras yang telah dilakukan. Sekali lagi anak-anak angin mampu menunjukkan eksistensinya dalam aktifitas kreatif. Mereka tidak hanya berhasil dalam melanjutkan tradisi turun temurun, tapi juga telah mendapatkan pembelajaran yang sangat berarti, dalam mengorganisir sebuah event, mulai dari persiapan, sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, sampai pada kesuksesan dalam menampilkan pementasan yang layak untuk dinikmati.
Pola pelaksanaan MAS tahun ini more »
Malam Jahanam (Preview MAS TA 2010)
Di bulan Januari 2010 ini, kembali anak angin menyelenggarakan Malam Apresiasi Sastra Teater Angin. Seperti tahun-tahun sebelumnya, MAS TA 2010 diselenggarakan selama dua hari, tanggal 29 dan 30 Januari 2010. Bertempat di Aula SMA Negeri 1 Denpasar, Jalan Kamboja, MAS dimulai pada pukul 19.00 WITA, dimana di hari pertama akan menampilkan Teater Angin (SMA 1 Denpasar), Teater Topeng (SMA 2 Denpasar), Teater Blabar (SMA 4 Denpasar), Teater Limas (SMA 5 Denpasar), Teater Antariksa (SMA 7 Denpasar), Teater Wong Kutus (SMA 8 Denpasar), Teater La Jose (SMAK Santo Yosep), Teater Sang Saka, Teras, Teater Ombak, Teater Bisma, Komunitas Patah Hati (Alumi Angin 2005), more »
Annamaya (dari LDM ETEC)
Judul tulisan ini diganti tanggal 13 Maret 2010.
Judul sebelumnya: Janji-nya Anak Angin (dari LDM ETEC)
Thanks buat Gungbo atas koreksinya yang sangat terlambat… 😉
Update 24 Maret 2010: berita mengenai LDM ETEC di Bali Post, klik di sini.
Tulisan ini hanyalah sebuah review terlambat, tentang keikutsertaan anak-anak angin dalam sebuah lomba drama modern bertajuk LDM ETEC, yang diselenggarakan pada tanggal 19-20 Desember 2009 oleh mahasiswa UNUD (kalau tidak salah dari Fakultas Ekonomi, atau Teknik? Gungbo, tolong dikoreksi….) Kita patut berterima kasih kepada para mahasiswa penyelenggara lomba ini, more »
Doa Lingkaran
Perhatian: (update 18 Maret 2010)
Kepada kawan-kawan yang kebetulan mampir dan membaca postingan mengenai Doa Lingkaran ini, lalu ingin berpartisipasi dalam bentuk komentar, diharapkan untuk membaca dengan teliti seluruh tulisan ini secara utuh, termasuk membaca detail satu per satu komentar-komentar sebelumnya, untuk menghindari kesalah-pahaman maupun prasangka dan pelencengan dari fokus tulisan. Jika ada pertanyaan/pernyataan, bagian-bagian yang belum kawan-kawan pahami dengan benar, yang ingin diungkapkan secara pribadi, silahkan menghubungi penulis di tello108[at]gmail[dot]com
Kita ini milik Tuhan
Selamanya mengabdi hanya kepada Tuhan
Kita tak ingin yang berlebihan
Sebab yang berlebihan akan kita kembalikan kepada Tuhan
Kita percaya pada jalannya alam dan kehidupan
Demi Tuhan yang memberi kita kekuatan
Kita sanggup untuk melaksanakannya
Kurang lebih seperti itu. Dan, sepertinya rangkaian kata-kata di atas mirip banget sama yang ada di sini… 😉 more »
Lautan
Untuk Kamis ini, aku hanya memposting kembali tulisan di blog Lautan2009.
Tahun 2009 ini, Teater Angin SMA 1 Denpasar kembali menyelenggarakan Lomba Tahunan, atau yang lebih dikenal dengan Lautan.
Mari kita coba untuk memasuki mesin waktu, untuk menelusuri asal muasal dari Lautan. Agustus 1993, anak-anak Angin yang pada waktu itu dikomando oleh Agus Sedana, atau lebih dikenal sebagai Agus Merdeka, membuat sebuah momentum besar, sebagai tonggak sejarah eksistensi anak Angin di dunia drama dan sastra. The [1st] Absurd Generation, dengan sumber daya seadanya, tapi semangat luar biasa, saat itu menyelenggarakan Lomba Drama Modern [LDM] Tingkat SMA se-Bali. more »
Berkenalan dengan Angin [3]
Maaf, Kamis lalu aku menghilang tanpa kabar. Tidak seperti tuduhan Wahyu, yang katanya aku ngambek, aku hanya sedang plesiran di Lombok, dan tidak menemukan waktu untuk mengunjungi warnet. Jadi, mari kita lanjutkan.
Setamat SD, aku masuk SMP 1 Denpasar. Kata kakakku, di sana ada guru yang juga seniman, GM Sukawidana. Pak GM ini, katanya lagi, sudah membentuk group teater di SMP 1, namanya Batan Leci. Tapi, ketika daftar ekstra kurikuler di-realese, tidak aku temukan Drama dan Sastra di dalamnya. Akhirnya, aku hanya bisa masuk Pramuka, dan melepaskan sejenak cita-cita waktu nonton kakakku di TV. [Belakangan aku tahu, rupanya waktu aku masuk SMP 1, more »
Berkenalan dengan Angin [2]
Masih, kisah ini ketika aku kelas 6 SD. Beberapa hari menjelang acara perpisahan SD-ku yang dilaksanakan di Bedugul, guru-guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyiapkan atraksi secara mandiri.
“Boleh apa saja. Baca puisi silahkan, pantomim OK, atau sulap, dance juga boleh. Pokoknya atraksi apapun sebagai hiburan….” begitu kira-kira kata Pak Guru di depan kelas.
Ketika aku ceritakan permasalahan ini kepada kakaku, Eka Santosa, dia yang sedang hangat-hangatnya dengan Teater Angin, dengan bersemangat mengusulkan agar aku mementaskan sebuah drama pendek. more »
Berkenalan dengan Angin [1]
Sampai 25 menit sebelum deadline malam ini, aku masih amat sangat kebingungan untuk mulai menulis. Panik. Sempat memutuskan untuk istirahat saja, tidak menulis apapun. Akhirnya, setelah membaca berulang satu per satu Next Random Thursday, aku putuskan untuk flash back ke masa dimana untuk pertama kalinya aku berkenalan dengan Angin.
Waktu itu aku masih kelas 6 SD. Kakakku, Eka Santosa, baru memasuki masa SMA-nya. Dengan mengayuh sepeda ke Smansa Denpasar di tengah himpitan mobil dan motor, dia nampak begitu keren. Menjadi lebih keren lagi, ketika pada suatu malam, dia muncul di layar televisi Sharp hitam putih milik pamanku. more »
Tak Ada Cerita Malam Ini
Maaf, untuk malam ini saya tidak punya nostalgia untuk diceritakan. Saya hanya akan menyampaikan dua hal.
Pertama, mengenai pertanyaan Rasti dalam sebuah comment di postingan terdahulu, “Bli Wira kemana sajakah gerangan?”
Ternyata saya juga ingin menanyakan hal yang sama. Kemana sajakah gerangan saya? Mungkin pertanyaan ini terlontar ketika saya seolah-olah tiada, tiba-tiba menghilang, dengan tidak pernah lagi membalas comment-comment yang masuk. Entahlah, mungkin ini tanda jaman. Tandanya tingkat kejenuhan saya mulai memasuki stadium yang lebih parah. more »
Adhi Tze-Tze
Pantai Kuta selalu menjadi tempat bermain yang menyenangkan. Tapi kadang, untuk satu dua orang, menjadi tempat yang paling menyebalkan. Bagaimana tidak, jika satu dua orang inilah yang dipakai sebagai bahan utama permainan. Contohnya Philips, ketika dia dipermainkan habis sewaktu minta menjadi peran utama dalam sebuah operet. Cerita tentang ini sudah pernah saya posting di sini.
Contoh yang lain, Adhi Tiana. Selalu menyenangkan untuk menjadikan Adhi sebagai bahan ketawaan. Anda tahu lalat tze-tze? Lalat yang jika menggigit, mengakibatkan korbannya menjadi ngantuk berat. Nah, anak-anak angin percaya, Adhi pernah digigit lalat tze-tze, sehingga bawaannya ngantuk melulu, more »