Berkenalan dengan Angin [2]
Masih, kisah ini ketika aku kelas 6 SD. Beberapa hari menjelang acara perpisahan SD-ku yang dilaksanakan di Bedugul, guru-guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyiapkan atraksi secara mandiri.
“Boleh apa saja. Baca puisi silahkan, pantomim OK, atau sulap, dance juga boleh. Pokoknya atraksi apapun sebagai hiburan….” begitu kira-kira kata Pak Guru di depan kelas.
Ketika aku ceritakan permasalahan ini kepada kakaku, Eka Santosa, dia yang sedang hangat-hangatnya dengan Teater Angin, dengan bersemangat mengusulkan agar aku mementaskan sebuah drama pendek. more »