Ceritangin Needs Contributor(s)
Hah… setelah hampir tiga bulan bernostalgia dengan menulis tentang angin dari kacamata ingatan saya, ingin rasanya menghadirkan sekelebat sekelumit nostalgia angin dari kacamata ingatan kawan-kawan yang lain. Saya ingin sekali membaca tulisan kawan-kawan. Bukan sekedar tulisan berupa komentar dalam postingan saya. Tapi tulisan berupa postingan dari kawan-kawan, nanti giliran saya yang komentar. Tidak hanya dari generasi 90-an, tapi juga dari generasi 2000-an, atau bahkan 80-an kalau ada. Nantinya, blog title di atas juga akan berganti menjadi hanya Nostalgia Angin. So, dengan ini saya umumkan, CERITANGIN MEMBUTUHKAN KONTRIBUTOR!
Seorang kontributor ceritangin berhak memposting nostalgianya tentang angin di sini. Syarat menjadi kontributor ceritangin sangat sederhana.
Yang pertama, punya keterikatan emosional dengan angin. Punya keterikatan emosional. Jadi tidak harus pernah menjadi bagian [anggota] dari angin. Akan sangat luar biasa ketika Putu Satrya atau Nanoq da Kansas menulis tentang nostalgianya ketika melatih angin. Atau seorang Jengki, mantan Teater Tiga, berkisah tentang pengembaraannya bersama angin. Bisa juga kelompok seperti Pak Muninjaya, Pak Astawa, para orang tua anak angin, berkeluh kesah tentang repotnya memiliki anak yang aktifis angin. Mungkin seorang Yessi, Shanti, Dewi, ingin curhat setelah menikah dengan anginers. Dan yang lebih menyenangkan membaca celotehan Genta atau Bumi, anginers junior. Hahaha… menarik, bukan? Tapi, kira-kira, mereka mau ndak nulis di sini ya? Hehehe… klo ndak mau, yah, ndak apa-apalah yang mendongeng nanti sekelas Eka Santosa, Agus Sedana, Dhimas Hendratno, Monalisa, Phalayasa, Eka Sucahya, Wahyu Dhyatmika, Adhi Tiana, Krishnahari, Imam Wahyudi, Budiasa, Eka Udayana, Ariani, Krisna Darmayanti, Gusde, Arya Santosa, Aang, Dadap, Jer, Doel, Lala, Dana, Yodie, Tody, Gungwie, Bolot, Rasti, Pancho, Wungsu, Gung Wah, Gung Bo, dan anak-anak muda lainnya. [Mohon maaf kalau nama Anda kelupaan saya sebut. Disengaja kok….]
Syarat yang kedua, memiliki account di WordPress.
Hanya dua itu saja. Ah, mudah-mudahan lowongan ini banyak peminatnya. Salam.
Iya juga sih, awalnya ragu-ragu juga menuliskan syarat yang kedua. Tapi sepertinya mekanisme WordPress untuk kontributor memang mengharuskan memiliki account di WordPress, supaya kelihatan by siapanya, seperti terlihat di bagian atas, [di bawah judul] “Monday, 12 January 2009 by Wira”
Nah, klo hanya sekedar dikirim ke-email saya, lalu saya copy paste dan posting sendiri, tulisan orang lain jadi by Wira juga dong. Tapi gpp lah. Demi Jer [yang sepertinya belum punya account WordPress] saya rela mencoret syarat yang kedua. Tulisan juga boleh dikirim lewat email, tello108[at]yahoo[dot]com, nanti akan dikasi keterangan tersendiri, posting by Wira, pengirim Jer.
Nah, untuk kiriman dalam bentuk tulisan tangan, akan saya terima, dengan catatan Jer mau menjadi juru ketik ceritangin… hehehe….
hahaha.. setubuh! eh, setuju sama jer.. =p nanti sy kabarin temen2 lah ya bli wir.. kali ada yg nostalgila gitu..
Whhaaat??? Gungwie setubuh ama Jer? Oh My Dog…. 😀
Boleh juga nulis disini, tapi seperti lagu akhir operet2 angin jaman dulu: Kapan-kapan…
Saat ini belum ada ide…
Wah, tradisi lagu penutup Kapan-kapan itu masih dipakai sampai saat ini ga? Trus, musik pembukanya, musik PPFN, musik pembuka Si Unyil jaman lawas, masih dipakai juga? Hii… jadi merinding…. Btw, nulis tentang pasien rumah sakit jiwa boleh juga kayaknya tuh…. Tapi jangan di sini, bikin blog sendiri lah. [Pengumuman: Comment ini ditulis oleh adikku, yang sekarang tugas di RSJ Bangli]
***mikirin cerita…
***mikirin cerita dengan keras…
***menyerah!
kalo saya nulis, apa men dik tulis nah?
***lanjut mikirin lagi…
Santai Doel, santai… awas ntar jadi lengar kayak saya…. 😀
Menarik juga tawarannya. Coba aku kirim satu dua tulisan. Mungkin tentang “anakmuda, anak muda” atau “bermalam di pantai Kuta, karena ban sepeda kempes” atau “soto kumbasari, mie ayam wisata” ….. atau apa ya…..
Hahaha… bagianmu adalah menceritakan bermalam di pantai Kuta, lalu pagi-pagi buta kamu melompati sebuah pagar rumah, untuk nyetor sedikit sampah biologis… hahaha….
ternyata, setelah dicoba, ingatanku tinggal sepotong-sepotong soal banyak hal. … gmana nih. Wira udah kehabisan ide ya…..kok pake minta kontributor segala. hehehe…..
Beh, jangan diungkap di depan umum dong, klo aku emang mulai kehabisan ide… hahaha…. Iya nih, dalam beberapa bulan, blog ceritangin akan segera ditutup, kalau belum juga ada kontributor… gmana dong?
Oh, iya. Kalau ada yang berminat jadi kontributor dan sekaligus sudah punya account WordPress, silahkan “melamar” melalui comment di sini, cukup cantumkan email yang Anda gunakan sebagai account WordPress, nanti akan saya undang sebagai kontributor. Kalau Anda tidak bersedia email nya dipublikasikan di depan umum, cukup kirim alamat email nya ke email saya saja, [email protected]
Thanks, salam.
Aku ada cerita! Cerita konyol, tentang diriku sendiri. Tapi aku takut ditertawai… Apa aku gak jadi?
Gapapa deh, ditertawai sekali-sekali, juga oleh teman sendiri…
Lagian, mending menceritakan sendiri daripada diungkap orang lain…
Nah, kalo udah punya account wordpress, emangnya gimana caranya posting?
Haha… sudah terjawab di komen di atas….
Ooo, pertanyaan saya udah ada jawabannya ooiii
melamar yuK!
email saya: [email protected]
Nah, ayo undang saya jadi kontributor!
Siiip, selamat menjadi kontributor di ceritangin. Ditunggu postingannya….
Bli Wira “PTBN in 28 weeks and three days”, aku dah punya akun wordpress nehh…
kapan2, ajarin aku ngelola, ya… udah lama sih… dari 11.30.20.08,, my e-mail: [email protected]. Maksudku, aku juga mau ikud ngelola blog angin ni… UNDANG SAYA! SEBAGAI PENYUMBANG TULISAN DI BLOG INI! HIDUP GUNG BO WAHYU PRASETYA PSIKOPAT_LEPAS__ BELIEVE IT OR NOT!!! < == maafkan dia karena terlalu berlebihan...
Silahkan mulai menyumbangkan cerita. Username dan password untuk login di teaterangin.com sudah saya kirim lewat japri. Gunakanlah sebijak mungkin.
Gung Bo ini memang amat bersemangat. Sedikit ke-Philipsphilips-an rupanya. hehehe………
Haha… iya. Sekarang dia maskotnya anak angin…. 😀
Yang menyetor sampah biologis itu aku ya? hihihi… sampai lupa, pernah begitu desperate-nya ketika alam memanggil.
Ya iya lah kamu Yu… siapa lagi… 😀
hmm.. boleh juga idenya bli, hanya syarat yang kedua sepertinya sangat membatasi..
kan bisa juga kirim artikel ke email bli wira gt, ato kasi tulisan tangan juga bisa, trus bli wira yg ngetikin, wkwkwkwkwk