Si Unyil dan Kapan-kapan
Operet, menjadi salah satu simbol eksistensi anak-anak angin di mata penghuni Smansa Denpasar. Penampilan anak angin dalam sebuah produksi operet pasti selalu ditunggu-tunggu, utamanya dalam gelaran Gempita Karmany Smansa (GKS), yang sebelumnya bertajuk Malam Aktifitas dan Kreatifitas Pentas (MAKP, terakhir tahun 1994). Setidaknya itu yang terjadi tahun 90-an, ketika GKS belum menjadikan artis-artis ibu kota sebagai bintang tamu penarik penonton, sarana promosi, yang mengakibatkan tiket GKS naik berlipat begitu mahal. [Tapi sampai saat ini saya masih yakin, operet angin akan selalu ditunggu oleh penonton GKS, sehebat apapun bintang tamu yang dihadirkan….] more »