Proses untuk Menjadi Ketua
Untuk menjadi Ketua Teater Angin saat ini, para calon harus orasi terlebih dahulu. Keren! Setidaknya begitu kesimpulan saya ketika menerima undangan, seperti terlihat pada gambar di atas, dari anak angin beberapa hari yang lalu. Berbeda pada jaman saya dulu, ketua ditunjuk dan diresmikan secara tiba-tiba, berbarengan dengan acara pelantikan anggota. Tidak ada pencalonan, tidak ada orasi, bahkan tidak ada tanda-tanda apapun sebelumnya. Bagaikan jatuh dari langit. BRUGH!
Karena penasaran, akhirnya saya memutuskan untuk menghadiri undangan orasi, selain juga karena kangen. Dan untuk pembaca yang tidak sempat hadir, tenang saja, akan saya ceritakan secara garis besar bagaimana proses untuk menjadi Ketua Teater Angin.
- Kandidat ditentukan oleh ketua aktif beserta jajaran pengurus, dimana untuk pemilihan kemarin ada lima calon.
- Seluruh calon ketua menyusun visi misi, lalu format pdf-nya disebarkan kepada seluruh anggota.
- Orasi: seluruh calon memaparkan visi misi secara lisan kepada seluruh anggota yang hadir, ditambah beberapa alumni.
- Acara tanya jawab untuk menguji visi misi, alumni juga diperbolehkan bertanya.
- Voting: seluruh anggota memejamkan mata, lalu mengangkat tangan sesuai pilihan yang disebutkan secara berurutan oleh ketua.
- Masih dengan mata terpejam, ketua meminta seluruh anggota meneriakkan nama yang dipilih. Kebetulan kemarin ketua terpilih mendapatkan suara hampir bulat, hanya satu orang yang tidak memilih dia. Saya tidak bisa membayangkan jika ada dua kandidat atau lebih yang memperoleh suara seimbang.
- Seluruh anggota diminta untuk memeluk ketua terpilih, yaitu Raju, secara bersamaan.
- Raju memimpin lingkaran, langsung menyusun kepengurusan yang melibatkan 11 orang, terdiri dari Ketua, Waka 1, Waka 2, Sekretaris 1, Sekretaris 2, Bendahara 1, Bendahara 2, Koordinator Humas, Humas 1, Humas 2, dan Humas 3.
- Pergantian pengurus, secara simbolik pengurus lama memakaikan jaket kebesaran angin kepada pengurus baru sesuai jabatan masing-masing, dilanjutkan dengan sesi pengambilan foto dan video.
Kurang lebih demikian proses pemilihan Ketua Teater Angin yang dapat saya sampaikan. Berikut ini daftar Ketua Teater Angin dari masa ke masa, namun tidak lengkap dan mungkin kurang akurat.
- 1982/1983/1984/1985/1986/1987/1988/1989: ???
- 1989/1990: Juniartha
- 1990/1991: Rahayu \ 1989-1992
- 1991/1992: Dimas Hendratno \ 1991-1994
- 1992/1993: Agus Sedana (Agus Merdeka) \ 1991-1994
- 1993/1994: Eka Sucahya \ 1993-1996
- 1994/1995: Wira Santosa \ 1994-1997
- 1995/1996: Adhi Tiana \ 1994-1997
- 1996/1997: Krishnahari (Gantet) \ 1995-1998
- 1997/1998: Ariani \ 1996-1999
- 1998/1999: Krisna Darmayanti (Nana) \ 1997-2000
- 1999/2000: Widnyana Putra (Gusde) \ 1998-2001
- 2000/2001: Agus Arif Wahyudi (Aang) \ 1999-2002
- 2001/2002: Illaria Arenatha (Lala) \ 37 \ 2000-2003
- 2002/2003: Yodie Aryantika \ 38 \ 2001-2004
- 2003/2004: Tri Sukmana (Dektri) \ 39 \ 2002-2005
- 2004/2005: Teguh Arthajaya \ 40 \ 2003-2006
- 2005/2006: Arya (Dongkang) \ 41 \ 2004-2007
- 2006/2007: Jaya Wintara (Jawi) \ 42 \ 2005-2008
- 2007/2008: Wungsu Arya \ 43 \ 2006-2009
- 2008/2009: Khrisna Narayana (Gungwah) \ 44 \ 2007-2010
- 2009/2010: Andi Aditya \ 45 \ 2008-2011
- 2010/2011: Wisnu Negara \ 46 \ 2009-2012
- 2011/2012: Ledy Trisna Parimartha \ 47 \ 2010-2013
- 2012/2013: Bagus Bagastya \ 48 \ 2011-2014
- 2013/2014: Aprilia (Lia) \ 49 \ 2012-2015
- 2014/2015: Dicky \ 50 \ 2013-2016
- 2015/2016: Ariyuda \ 51 \ 2014-2017
- 2016/2017: Panca \ 52 \ 2015-2018
- 2017/2018: Novan \ 53 \ 2016-2019
- 2018/2019: Kejot \ 54 \ 2017-2020
- 2019/2020/2021: Panji \ 55 \ 2018-2021
- 2021/2022: Ananta \ 56 \ 2019-2022
- 2022/2023: Raja \ 57 \ 2020-2023
- 2023/2024: Degus \ 58 \ 2021-2024
- 2024/2025: Raju \ 59 \ 2022-2025
Jika dicermati, akan ditemukan beberapa keanehan dalam daftar di atas. Mungkin selanjutnya akan saya bahas keanehan-keanehan itu. ~tbc
Terimakasih wira karna sudah memberikan waktunya unduk datang ke orasi teater angin angkatan 59🌪️🌪️
Selamat untuk Raju dkk, tetaplah berproses kreatif bersama-sama, dengan senang hati, dan tentunya bertanggung jawab.
Oh, jadi ceritanya kita mau ngulik gaya lebih santai ya tentang saga pemilihan ketua Teater Angin yang epik ini. Nah, proses pemilihan ketua yang sekarang ini kayaknya udah level up banget dibanding zaman dulu. Zaman dulu mah, ketua muncul begitu aja, kayak pesulap keluarin kelinci dari topi. Sekarang? Harus pake orasi segala, kayak calon presiden! Serius, ini upgrade yang keren abis, bikin semua anggota jadi lebih ‘woke’ tentang siapa yang bakal ngemudi kapal Angin selanjutnya.
Dan oh boy, daftar ketua dari waktu ke waktu itu kayak roller coaster sejarah yang penuh dengan twist dan belokan. Dari yang mulanya misterius tanpa jejak, sampai yang terakhir dengan sistem pemilihan ala reality show, lengkap dengan drama orasi dan voting terbuka. Gue bisa bayangin betapa tegangnya momen itu, semua mata terpejam, tangan terangkat, suara bergema, kayak scene di film drama Oscar.
Informasi tambahan yang saya peroleh kemarin, sekre angin sudah pindah tepat di sebelah utara aula. Ketika saya mengatakan dulu angin menumpang sekre di KISS-1, dengan menempatkan sebuah lemari, hal yang mengejutkan terdengar di telinga saya.
“Justru sekarang KISS-1 yang tidak punya sekre, Kak.”
“HAH? Ya sudah, minta KISS-1 untuk numpang di Angin aja, sebagai balas budi.”